Traveloka Mempermudah Saya Menuju Pelukan Sang Pujaan Hati (Oleh :Ani Nurwasilah)
Jalan kehidupan di bumi ini hanyalah sebatas warung peristirahatan, masih panjang dan banyak lagi kehidupan setelahnya yang nyata akan kita lalui. Namun di bumi ini lah jalan penentu kemampuan kita menghadapi gejolak pertempuran di alam nanti. Maka tak jarang setiap makhluk saat ini mencari jejak mana yang akan membawa langkah kakinya menuju harapan nyata. Di alam semesta ini kewajiban kita menggali dan mendobrak apa saja yg menjadi benalu setiap tercapaiannya kebutuhan jasmani dan rohani. Begitupun dengan keluarga kecil saya yang mempunyai prinsip, cara, risiko, dan tujuan kebahagiaan. Dibalik tercapainnya kebahagian sebenarnya ada kesedihan baik itu sebelum atau setelah rasa bahagia itu datang, namun ingatlah bahwa kita perlu bersyukur atas segala situasi yang ada. Tentunya bagi saya sebagai seorang istri akan sangat bahagia jika mampu menjadi mahkota untuk keluarga. Sebelumnya perkenalkan saya adalah seorang istri dari suami terhebat mas Moh Nawawi (Karyawan Negeri), saat ini saya menjalani kehidupan yang berbalik 180 derajat dari kehidupan saat masih bestatus lajang. Usia saya saat ini 24 tahun dan masih bisa dibilang pengantin baru, karena saya baru menikah tanggal 12 Maret 2017 kemarin, sebelumnya saya bekerja sebagai karyawan swasta di salah satu perusahaan asing yang berada di kota Solo, bermodalkan gelar Sarjana Teknik yang saya tempuh di salah satu Universitas swasta yang ada di D.I Yogyakarta. Berbagai pengalaman saya peroleh terutama menjadi anak rantau. Pergi jauh dari rumah seorang diri sudah terbiasa untuk saya dari mulai zaman transportasi masih kolektif sampai zaman transfortasi online saat ini. Bayangkan saja dulu, perjalanan saya dari rumah yang berada di kabupaten Majalengka ingin pergi ke Jogja harus berapa kali dibuat susah dan ditipu daya dengan teknologi yang belum maju, sekarang lihat saja jangankan pergi-pergi, untuk ingin makan saja tinggal buka pintu rumah langsung bisa menikmati. Sama hal nya dengan ingin pintar maka belajar, ingin diatas maka naik, ingin sukses maka berusaha, dan ingin apapun itu ada tapak tersendiri yg dilalui, baik itu harus dengan bersusah payah atau cukup semudah membalikan telapak tangan.
Proses adalah hal yang wajar namun kita juga harus pintar memainkan proses itu, agar mendapatkan jalur alternatif lebih mudah mencapai tempat tujuan. Inilah salah satu prinsip saya dan suami dalam menjalani kehidupan, walaupun terkadang muncul rasa bosan, sedih, tak sabar, bahkan rasa ingin berontak. Keadaan saya bersama suami masih jauh dari kata ideal sebagai pasangan pengantin baru, karena kami berdua masih hidup terpisah suami yang bekerja di ibu kota dan saya sendiri karena sudah resign tinggal di rumah orang tua dengan alasan tertentu, namun ini adalah permasalah sebagai bentuk cara dan salah satu risiko dari tujuan yang akan kami capai kelak dan secepatnya. Kewajiban suami mencari nafkah membuat kami LDR, ya walaupun masih sama-sama di pulau jawa tapi bagi kami ini sangat berat. Demi menyenangkan hati sang istri suami saya menyuruh agar saya tinggal di rumah orang tua dan boleh kapanpun pergi ke Jogja atau Jakarta. Singkat cerita, akhirnya dalam satu bulan saya bisa pergi-pergi ke beberapa tempat berkali-kali seperti dari Majalengka- Cirebon, Cirebon-Jogja, Jogja-Jakarta, dan suami pun tak jarang melakukan perjalanan serupa dengan saya. Jika dinalar secara matematis keadaan seperti ini akan menghabiskan banyak sekali pengeluaran yang berimpas pada finansial keluarga. Sehingga bagaimana caranya saya tetap bisa melakukan perjalanan demi bertemu suami dan demi menjalankan sedikit kegiatan saya dengan biaya yang efektif murah?
Dari situlah saya mencoba berpikir dan ikhtiar, karena saya tipikal orang yang sering bermain gadget akhirnya saya melihat dan membaca iklan bahwa ada sebuah perusahaan menyediakan berbagai layanan pemesanan tiket yaitu Traveloka. Saya termasuk pecinta transportasi kereta api dari mulai kereta ekonomi yang masih mengizinkan para pedagang asongan masuk dan mengikuti rangkaian perjalanan bahkan pemesanan tiketpun harus datang langsung ke stasiun, hingga sampai saat ini dimana situasi di area stasiun dan di dalam kereta benar-benar steril dari para pedagang asongan dan bisa pesan tiket dari mana saja, kapan saja dengan sangat mudah. Semenjak ada traveloka ini saya justru lebih semangat bepergian karena perjalanan untuk bertemu suami lebih dimudahkan. Biasanya jika saya ingin pergi dari Jogja-Jakarta H-1 hari baru memesan tiket karena pekerjaan suami yang belum bisa dipastikan waktu luangnya, bahkan seringkali rencana pertemuan kami gagal padahal tiket sudah saya pesan. Sangat bahagia sekali ketika ingin memesan tiket bisa didapat dengan mudah dan memilih tempat duduk dikereta dengan nyaman, itu perjalanan yang selalu saya idamkan saat akan bertemu suami.
Kemudahan pemesanan tiket kereta adalah salah satu ketertarikan saya memakai jasa Traveloka untuk setiap perjalan, dan harga yang ekonomis menjadi salah satu incaran utama saya, karena meskipun saya harus pergi beberapa kali dalam satu bulan, tidak begitu banyak biaya yang perlu dikeluarkan, sehigga bisa saya sisihkan untuk kebutuhan lainnya. Nah Traveloka ini membuat mata saya terus kelilipan dengan tawaran promo-promo yang seringkali muncul. Akhirnya tidak ragu dan akan tetap setia untuk membuka aplikasinya pada ponsel setiap kali mau melakukan perjalan. Sampai-sampai saya komporin suami terus untuk memakai aplikasi traveloka saja dan beliau sangat antusias sekali. Ini hanyalah sebagain kebahagiaan yang saya dapat dari Traveloka, masih banyak lagi kepuasan-kepuasan lainnya, karena Traveloka mempermudah saya menuju pelukan sang pujaan hati alias suami.
Lewat catatan ini saya berterimaksih dan sangat puas atas adanya Traveloka, sangat membantu sekali. Semoga semakin maju dan banyak disebru para traveller.
#JadiBisa dengan Traveloka