Reaksi elementer
Disoasi dari molekul AB menjadi fragmen A dan B
Sintesis
kimia atau reaksi adisi.
contohnya
Pengelompokan reaksi kimia
Empat reaksi dasar
Sintesis
Dalam reaksi kombinasi langsung atau sintesis,
dua atau lebih senyawa sederhana bergabung membentuk senyawa baru yang lebih
kompleks. Dua reaktan atau lebih yang bereaksi menghasilkan satu produk juga
merupakan salah satu cara untuk mengetahui kalau itu reaksi sintesis. Contoh
dari reaksi ini adalah gas hidrogen bergabung dengan gas oksigen yang hasilnya
adalah air.[15]
Contoh lainnya adalah gas nitrogen bergabung dengan gas
hidrogen akan membentuk amoniak, dengan persamaan reaksi:
Dekomposisisi
Reaksi dekomposisi atau analisis
adalah kebalikan dari reaksi sintesis. Sebuah senyawa yang lebih kompleks akan
dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana.[15][16]
Contohnya adalah molekul air yang dipecah menjadi gas oksigen dan gas hidrogen,
dengan persamaan reaksi:
Penggantian tunggal
Dalam reaksi penggantian
tunggal atau substitusi, sebuah
elemen tunggal menggantikan elemen tunggal lainnya di suatu senyawa. Contohnya
adalah logam natrium yang bereaksi dengan asam klorida akan menghasilkan natrium
klorida atau garam dapur, dengan persamaaan reaksi:
Penggantian ganda
Dalam reaksi penggantian ganda, dua senyawa saling berganti ion atau ikatan untuk
membentuk senyawa baru yang berbeda.[15]
Hal ini terjadi ketika kation dan anion dari 2 senyawa yang berbeda saling
berpindah tempat, dan membentuk 2 senyawa baru.[16]
Rumus umum dari reaksi ini adalah:
AB + CD → AD + CB
Contoh dari reaksi penggantian ganda adalah timbal(II) nitrat
bereaksi dengan kalium iodida untuk membentuk timbal(II) iodida dan kalium
nitrat, dengan persamaan reaksi:
Pb(NO3)2
+ 2 KI → PbI2 + 2 KNO3
Contoh lainnya adalah natrium klorida (garam dapur) bereaksi
dengan perak nitrat membentuk natrium nitrat dan perak klorida, dengan
persamaan reaksi:
Katalisis
Diagram skema energi yang menunjukkan efek
dari pemberian katalis pada sebuah reaksi kimia endotermik. Adanya katalis akan
mempercepat reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi. Hasil akhirnya akan
sama dengan reaksi tanpa katalis.
Reaksi dalam kimia organik
Dalam kimia organik, banyak reaksi yang dapat terjadi yang
melibatkan ikatan kovalen di antara atom karbon dan heteroatom
lainnya seperti oksigen,
nitrogen,
atau atom-atom halogen
lainnya. Beberapa reaksi yang lebih spesifik akan dijelaskan di bawah ini.
Substitusi
Dalam reaksi substitusi,
sebuah gugus
fungsi di dalam suatu senyawa kimia digantikan oleh gugus fungsi lainnya.[30]
Reaksi ini dapat dibedakan lagi menjadi beberapa subtipe yaitu nukleofilik, substitusi
elektrofilik, atau substitusi radikal.
SN1 mechanism
SN2 mechanism
3 tahap dalam Reaksi SN2.
Nukleofil berwarna hijau dan gugus lepas berwarna merah
Reaksi SN2 menyebabkan inversi
stereo (inversi Walden)
Reaksi SN1 berlangsung dalam 2 tahap. Tahap
pertama, gugus lepas akan lepas dan
membentuk karbokation. Tahap ini akan
diikuti reaksi yang sangat cepat dengan nukleofil.[32]
Dalam mekanisme SN2, nukleofil akan membentuk tahap
transisi dengan molekul yang lepas saja yang terlekang. Kedua mekanisme ini
berbeda pada hasil stereokimianya. Reaksi SN1
menghasilkan adisi non-stereospesifik dan tidak menghasilkan pusat chiral,
melainkan dalam bentuk isomer geometri (cis/trans).
Kebalikannya, inversi Warden-lah yang diamati pada mekanisme SN2.[33]
Substitusi
elektrofilik merupakan kebalikan dari substitusi nukleofilik di mana atom
atau molekul yang melepas, atau elektrofilnya, mempunyai
kerapatan elektron yang rendah sehingga bermuatan positif. Biasanya elektrofil
ini adalah atom karbon dari gugus karbonil, karbokation
atau sulfur atau
kation nitronium. Reaksi ini
berlangsung pada hidrokarbon aromatik saja, sehingga disebut substitusi aromatik elektrofilik.
Serangan elektrofil akan menciptakan kompleks yang disebut sebagai σ-compleks,
sebuah fase transisi di mana sistem aromatiknya hilang. Lalu, gugus lepas
(biasanya proton), akan terpisah dan sifat kearomatikannya kembali. Alternatif
lain untuk substitusi aromatik adalah substitusi alifatik elektrofilik.
Substitusi ini mirip dengan substitusi aromatik elektrofilik dan juga mempunyai
2 tipe utama yaitu SE1 dan SE2[34]
Mekanisme dari substitusi aromatik
elektrofilik
Adisi dan eliminasi
Adisi dan pasangannya eliminasi merupakan
reaksi yang mengubah jumlah substituen dalam atom karbon, dan membentuk ikatan
kovalen. Ikatan ganda dan tiga dapat dihasilkan dengan
mengeliminasi gugus lepas yang cocok. Seperti substitusi nukleofilik, ada
beberapa mekanisme reaksi yang mungkin terjadi. Dalam mekanisme E1, gugus lepas
terlebih dahulu melepas dan membentuk karbokation. Selanjutnya, pembentukan
ikatan ganda terjadi melalui eliminasi proton (deprotonasi).
Dalam mekanisme E1cb, urutan pelepasan terbalik: proton dieliminasi terlebih
dahulu. Dalam mekanisme ini keterlibatan suatu basa harus ada.[35]
Reaksi dalam eliminasi E1 maupun E1cb selalu bersaing dengan substitusi SN1
karena memiliki kondisi reaksi kondisi yang sama.[36]
Eliminasi E1
|
eliminasi E1cb
|
Eliminasi E2
Mekanisme E2 juga memerlukan basa. Akan tetapi, pergantian
posisi basa dan eliminasi gugus lepas berlangsung secara serentak dan tidak
menghasilkan zat antara ionik. Berbeda dengan eliminasi E1, konfigurasi
stereokimia yang berbeda dapat dihasilkan dalam reaksi yang memiliki mekanisme
E2 karena basa akan lebih memfavoritkan eleminasi proton yang berada pada
posisi-anti terhadap gugus lepas. Oleh karena kondisi dan reagen reaksi yang
mirip, eliminasi E2 selalu bersaing dengan substitusi SN2.[37]
Adisi elektrofilik hidrogen bromida
Kebalikan dari reaksi eliminasi adalah reaksi adisi. Pada
reaksi adisi, ikatan rangkap dua atau rangkap tiga diubah menjadi ikatan
rangkap tunggal. Mirip dengan reaksi substitusi, ada beberapa tipe dari adisi
yang dibedakan dari partikel yang mengadisi. Contohnya, pada adisi elektrofilik
hidrogen bromida, sebuah elektrofil (proton) akan mengganti ikatan rangkap
ganda dan membentuk karbokation, lalu kemudian
bereaksi dengan nukleofil (bromin). Karbokation dapat terbentuk di salah satu
ikatan rangkap tergantung dari gugus yang melekat di akhir. Konfigurasi yang
lebih tepat dapat diprediksikan dengan aturan Markovnikov.[38]
Aturan Markovnikov mengatakan: "Pada adisi heterolitik dari sebuuah
molekul polar pada alkena atau alkuna, atom yang mempunyai keelektronegatifan
yang besar, maka akan terikat pada atom karbon yang mengikat atom hidrogen yang
lebih sedikit."[39]
Aromatic substitution
Electrophilic
aromatic substitution
1) Aromatic Nitration of benzene
2) Aromatic sulfonation of benzene with fuming sulfuric
acid gives benzenesulfonic acid.
3)
Aromatic halogenation of benzene with bromine, chlorine or iodine gives the corresponding aryl halogen
compounds catalyzed by the corresponding iron trihalide.
4)
The Friedel-Crafts reaction can be performed
either as an acylation
or as an alkylation.
Typically aluminium trichloride is used, but almost any
strong Lewis
acid can be successful. For the acylation reaction a stoichiometric
amount of aluminum trichloride must be used instead of simply a catalytic
amount.
Effect of substituent groups
Ortho/para directors
Groups with unshared pairs of electrons, such as the amino group of aniline, are
strongly activating and ortho/para-directing. Such activating
groups donate those unshared electrons to the pi system.
When the electrophile attacks the ortho and para positions of aniline, the nitrogen atom
can donate electron density to the pi system (forming an iminium ion),
giving four resonance structures (as opposed to three in
the basic reaction). This substantially enhances the stability of the cationic
intermediate.
Compare this with the case when the electrophile attacks the meta
position. In that case, the nitrogen atom cannot donate electron density to the
pi system, giving only three resonance contributors. For this reason,
the meta-substituted product is produced in much smaller proportion to
the ortho and para products.
Other substituents, such as the alkyl and aryl substituents,
may also donate electron density to the pi system; however, since they
lack an available unshared pair of electrons, their ability to do this is
rather limited. Thus they only weakly activate the ring and do not strongly disfavor
the meta position.
Halogens
are ortho/para directors, since they possess an unshared pair of
electrons just as nitrogen does. However, the stability this provides is offset
by the fact that halogens are substantially more electronegative
than carbon, and thus draw electron density away from the pi system.
This destabilizes the cationic intermediate, and EAS occurs less readily.
Halogens are therefore deactivating groups.
Directed ortho metalation is a special
type of EAS with special ortho directors.
Meta directors
Non-halogen groups with atoms that are more electronegative
than carbon, such as a carboxylic acid group (CO2H) draw substantial
electron density from the pi system. These groups are strongly deactivating groups. Additionally, since the
substituted carbon is already electron-poor, the resonance contributor with a
positive charge on this carbon (produced by ortho/para attack) is less
stable than the others. Therefore, these electron-withdrawing groups are meta
directing.
Reaction mechanism
In the first step of the reaction mechanism for this reaction, the
electron-rich aromatic ring, which in the simplest case is benzene, attacks
the electrophile A. This step leads to the formation of a
positively-charged cyclohexadienyl cation, also known as an arenium ion.
This carbocation
is unstable, owing both to the positive charge on the molecule and to the
temporary loss of aromaticity. However, the cyclohexadienyl cation is
partially stabilized by resonance, which allows the positive charge
to be distributed over three carbon atoms.
In the second stage of the reaction, a Lewis base
B donates electrons to the hydrogen atom at the point of electrophilic
attack, and the electrons shared by the hydrogen return to the pi
system, restoring aromaticity.
An electrophilic substitution reaction on benzene does not
always result in monosubstitution. While electrophilic substituents usually
withdraw electrons from the aromatic ring and thus deactivate it against
further reaction, a sufficiently strong electrophile can perform a second or
even a third substitution. This is especially the case with the use of catalysts.
Ipso substitution
Ipso substitution a special case of electrophilic aromatic
substitution where the leaving group is not hydrogen.
A classic example is the reaction of salicylic
acid with a mixture of nitric and sulfuric
acid to form picric acid. The nitration of the 2 position involves
the loss of CO2 as the leaving group.
Desulfonation in which a sulfonyl group is substituted by a
proton is a common example. See also Hayashi rearrangement.
In aromatics substituted by silicon, the silicon reacts by
ipso substitution.
Five membered heterocyclic compounds
Furan,
Thiophene,
Pyrrole and
their derivatives are all highly activated compared to benzene. These compounds
all contain an atom with an unshared pair of electrons (oxygen, sulphur, or nitrogen) as a
member of the aromatic ring, which substantially increases the stability of the
cationic intermediate. Examples of electrophilic substitutions to pyrrole are the Pictet-Spengler reaction and the Bischler-Napieralski reaction.
Asymmetric electrophilic aromatic substitution
Electrophilic aromatic substitutions with prochiral
carbon electrophiles have been adapted for asymmetric synthesis by switching to chiral Lewis acid
catalysts especially in Friedel-Crafts type reactions. An early
example concerns the addition of chloral to phenols catalyzed by aluminium chloride modified with (-)-menthol.[2]
A glyoxylate
compound has been added to N,N-dimethylaniline
with a chiral bisoxazoline ligand - copper(II) triflate catalyst system also in a Friedel-Crafts hydroxyalkylation [3]:
In another alkylation N-methylpryrrole
reacts with crotonaldehyde catalyzed by trifluoroacetic acid modified with a chiral imidazolidinone
[4]:
Indole
reacts with an enamide catalyzed by a chiral BINOL derived phosphoric
acid [5]:
In all these reactions the chiral catalyst load is between 10
to 20% and a new chiral carbon center is formed with 80-90% ee.
Menhaktifkan,
mengarahkan o + p Kurang mengaktifkan
Mengaktfkan
Kuat mengarahkan
m
-NH2 (-NHR, -NH2) -NO2 -S03H
-OH -N(CH3)+3 -CHO
-CN
-COOH(-COOR)
Mengaktifkan
sedang Kurang
mengaktifkan
-OCH3, OC2H5 dst Mengarahkan o + p
-NHC0CH3 -F; -Cl; -Br; I
Mengaktifkan
lemah
-C6H5
-CH3 (-C2H5
dst)
Urutan kekuatan mengaktifakn mengarah m
*-NH2/-OH > -OCH3
> -NH-CO-CH3 > -C6H5 > -CH3> - F/Cl/Br/I
·
Akan terbentuk sedikit sekali
substitusi pada kedudukan di antara 2 substitusi yang terletak m
satu sama lain.
(1) By
Wurtz-Fittig reaction :
C6H5Br + 2Na + BrC2H5 —> C6H5C2H5 +
2NaBr
(2) By Friedel-craft's reaction :
AlCl3
C6H5H
+ BrC2H5 —> C6H5C2H5 +
HBr
(3) By
catalytic reduction of styrene :
C6H5CH
+ CH2 = CH2 ——> C6H5CH2CH3
(4) By
alkyl benzene synthesis :
AlCl3, HCl
C6H5H
+ H2C = CH2 ———————> C6H5CH2CH3
95oC, Pressure
Tidak ada komentar:
Posting Komentar