Sukses Itu Buat kita
(oleh : Anie Nurwasilah)
Mahasiswa Teknik Kimia
Mahasiswa Teknik Kimia
Dengan
di saksikan embun pagi hari itu terbesit sekilas tentang kisah seorang anak
udik, dibalik jendela kamar, aku menarikan bibir ini ke samping kiri dan kanan
sekitar dua centimeter saja, dan terbayang tentang dia yang telah mampu
membangunkanku dari keterpurukan, dengan gaya dia yang super udik membuat semua
teman yang ada disekitarnya mampu memberikan senyuman dari sinar wajah mereka,
wajahnya yang polos, pikirannya yang mungkin masih labil, namun dia telah
menghirup udara di dunia ini sekitar dua puluh tahunan dia seakan mengubah
ketegangan sesorang menjadi sbuah kesenangan.
Hari itu merupakan hari yang akan
menguras tenaga dan pikiran karena kepadatan jadwal kuliah yang membuat hal
demikian. Dengan rutinitas yang dilakukan dimulai dari melangkahnya kaki
menapaki trotoar kampus UII, dissinilah aku merasakan betapa indahnya hidup
dengan kesempurnaan yang dimiliki, sambil menghirup udara sekitar yang sejuknya
bagaikan berada di pinggiran sungai nil yang tenang dan membuat jiwa ini
kembali fresh untuk memuji sang kuasa. Lima belas menit berlalu akhirnya sampai
di kelas dan ternyata perkuliahan sudah di mulai sejak lima menit yang lalu.
“tok..tok..tok,, Assalamu’alaikum.
Aku dengan iringan salam memohon izin untuk masuk.
“wa’alikumsalam.. yaa silahkan
masuk” Alhamdulillah sang dosen memberikan izin dengan
senyuman nya yang mendamaikan.
Kebetulan di hari ini adalah mengulas
mata kuliah Sistem Manufaktur Tekstil.
Asiknya dengan matakuliah ini kita mampu memahami bagaimana proses yang ada
bada setiap industry tekstil khususnya untuk sandang kehidupan yang tak akan
mungkin terlupakan sedetik pun oleh manusia sebagai konsumen. Kemanfaatan yang
timbul dari sini sangat banyak sekali. Contohnya pada proses pembuatan serat
menjadi benang, proses ini merupakan proses yang penuh dengan kesabaran karena
untuk dapat di gunakan atau dapat dimanfaatkan serat ini harus diubah menjadi
benang terlebih dahulu, seperti halnya manusia akan jika ingin menjadi lebih
unggul pada pensejajaran individu lain maka harus lebih sabar dalam mendayung
proses. Dan dia tergelitik untuk mengajukan pertanyaan pada dosen itu.
“pak. Apakah serat itu mempunyai
titik jenuh dalam proses tersebut?”
“ Tidak ada kejenuhan dalam serat,
hanya saja serat akan terpisah dari strukturnya sendiri kemudian akan bergabung
dengan struktur yang lain pada proses Drafting”.
“Kemudian kenapa saya ya pak dalam
setiap melakukan tindakan selalu cepat jenuh pak dan akhirnya saya sering gagal?”
sabung pertanyaan dia yang ke dua.
“Nah disitu lah nak. Bahwa ‘Bukan
karena sulit kita menjadi tidak berani’ namun karena tidak berani lah kita menjadi
sulit’.
Serentak
mahasiswa di kelas itu menyaut “ooooo”
begitu pak?”
Benar sekali. Dan ingat bahwa dalam
pembuatan serat ada proses pararelling (pensejajaran) begitu pun dalam prilaku
manusia, kehidupan manusia serta derajat manusia, harus disejajarkan akan tidak
timbul rasa besar kepala”.
Dan kita tahu bahwa yang membedakan
semua itu hanyalah ketakwaan di hadapan Allah. Dan pada akhirnya kita tahu
tentang sebuah kehidupan di situ bahwa benda pun jika ingin menjadi benda yang
lebih berharga, bermanfaat dan lebih indah harus diproses sedemikian rupa,
apalagi seorang manusia yang mempunyai akal, pikiran serta hati makan proses
yang di jalani akan jauh lebih rumit dibandingkan hanya sekedar benda saja.
Seiring berjalannya waktu akhirnya aku
dan dia diutus untuk membuat suatu penelitian, padahal kita berdua belum
mempunyai pengalaman terkait hal itu. Namun teringat dengan sebuah Proses aku
dan dia akhirnya menganggukkan kepala menjawab untuk iya menerima tawaran ini.
Dan tema penelitian yang muncul dari kita berdua adalah “pembuatan serat untuk
baju astronot”. Dua bulan kemudian kita mampu menyelesaikan penelitian ini dan
dengan segera mengajukan hasil penelitian kepada DPA kami. Tak disangka bahwa
penelitian yang kami lakukan selama kurang lebih dua bulan itu ternyata gagal,
karena banyak kekurangan dalam data yang diperoleh. Disitulah kami berdua merasakan
putus asa. Maka bergegas segera kamu melampiaskan kegagalan itu dengan pergi
ketempat yang bias meluap kan segala kesal kita, seiring berjalan waktu disitu
aku berinisiatif untuk mengantarkan tubuh ini ke pantai dan di sana aku
berteriak dengan aungan suara yang jauh nan lantang. Sedangkan dia hanya
termenung di kamar kosnya menerima kegagalan hasil jerih payah kami. Sepulang
dari pantai ada suatu hal yang terjadi padaku, saat itu aku melihat seorang
yang sedang belajar membaca Al-qur’an di sebuah masjid dan dia tidak memiliki
guru pengajarnya, tetapi usahanya untuk mampu melantunkan ayat suci Allah
dengan baik dan benar sangat lah kuat dan hingga ia menangis membacanya. Dari
situ aku berpikir bahwa dengan kesungguhan maka tak aka nada yang tak mungkin.
Semua impian kita akan terwujud asalkan dengan benar-benar ikhlas dan bersabar.
Siang itu dia dan aku kembali bertemu
dan dia menceritakan perasaannya saat dua hari ini dia terdiam diri di kamar
kosnya. Dia merasakan bahwa hidup ini tidak akan indah jika kita tidak mencari
apa sebenarnya keindahan itu. Sesaat dia akan pergi kuliah melihat baju yang
akan dikenakannya dikenai tinta hitam, sedangkan baju itu kameja biru muda
sehingga ketika orang melihatnya akan terasa tenang dan kalem. Namun kemeja itu
ternyata tidak membuat orang yang melihatnya tenang lagi apalagi dia yang
memakainya karena terkotori oleh tinta hitam tadi. Dan dia menggambarkan itu
kemeja adalah dirinya sehingga jika kesalahan ada pada dirinya ia akan di benci
orang bahkan membuat orang lain kecewa, jika tidak ingin seperti itu dia harus
menjaga dirinya agar orang lain tetap peduli dan menunggu keberhasilan serta
kedamaian adanya diri ini. Sejauh itu dia berpikir dan mengambil kesimpulan
bahwa kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda saja makan tidak akan membuat
dirinya langsung rapuh untuk tidak akan pernah bangkit kembali.
Dan ketika itu kita sepakat untuk
mengikuti Lomba Karya Ilmiah regional, dan alhmadulillah dengan menjadikan
pengalaman yang kemarin sebagai guru terbaik kita akhirnya keberhasilan
menggenggam piala regional kita dapatkan dengan nominasi juara I terbaik.
Disitu kita berdua bangga dan berjanji untuk terus bangkit meskipun harus sakit
terlebih dahulu.
Dan dengan kerja keras itu teman-teman
di kampus mengucapkan selamat kepada kita serta dosen yang memberikan
apresiasi nya berupa dua buah buku membangun manusia yang inovatif. Kita
sekarang mampu tersenyum bangga dan
tertawa terbahak-bahak. Kembali eksis seperti sedia kala.
‘Hai
orang gilaaaaaaaa”kenapa kamu senyum-senyum sendiri..?”teman
sekamarku membangunkan ku dari lamunan ku.
“astaghfirullahaladziiiiim ,
barusan aku membayangkan kenangan terindah ku kawan,aku
berusaha menjawab.
Serentak
kita berdua tertawa atas ulah ku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar