Selasa, 27 November 2012

artikel kerisis mahasiswa yang bermoral normatif


Krisis Mahasiswa Bermoral Normatif

Tekkim UII 


            Watak dan Karakter seseorang tergantung kepada kepribadiannya masing-masing. Begitu pun dengan tingkah laku positif ( Akhlakul Karimah) yang dibina sejak bayi oleh orang tua serta pergaulan sosialnya, untuk menjadi manusia beradab sehingga nilai silaturahmi terjaga dengan baik, maka perlu adanya pendidikan karakter Moral agar mengetahui bagaimana manusia mampu menghadapi individu lain untuk  kemaslahatan hidup. Akhlak atau perilaku ini bukan hanya untuk hubungan Horizontal saja melainkan Vertikal yang lebih dominan untuk tetap dibina. Sehingga terlihat keseimbangan antar keduanya.
Nilai moral mampu didapat dengan berbagai cara, salah satunya dengan berpendidikan tinggi, namun belum tentu manusia yang berpendidikan tinggi nilai moralnya terlihat lebih positif, kadangkala dengan adanya pendidikan yang lebih tinggi manusia semakin melunjak dan merasa berwenang untuk melecehkan individu yang sosial pendidikannya rendah, halnya figur  mahasiswa saat ini.
Berdasarkan tujuan Utama pendidikan, yang termuat dalam Undang-undang Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Menegaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan tujuan dari Sisdiknas itu sendiri untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
            Menyikapi konflik aktual saat ini terhadap perilaku anak bangsa yang semakin anarkis,hal ini menggali betapa pentingnya nilai pendidikan terhadap Character Building Indonesia. Akan tetapi cara membangun karakter yang positif tergantung pada pendidikan di Indonesia melainkan terhadap watak dan kepribadian anak bangsa sendiri. Apabila melihat dari realita saat ini mahasiswa pun banyak yang berperilaku tidak sesuai dengan aturan agama serta norma yang berlaku. Hal ini masih menjadi misteri menurut saya apakah pendidikannya yang kurang begitu mengena dalam membentuk perilaku mahasiswa yang sesuai tuntutan moral ataukah faktor luar yang menyebabkan kericuhan yang ditimbulkan sebagian mahasiswa?. Perlu kita ketahui bahwa mahasiswa sekarang ini lebih berperan dalam membina keadaan masyarakat, maka akan terlihat bagaimana sesungguhnya jati diri seorang mahasiswa yang sebenarnya, jangan hanya untuk membenahi diri sendiri saja keteteran apalagi membenarkan tindakan orang lain, itu akan menghambat peran mahasiswa sebagai manusia yang bertanggungjawab terhadap tindakan yang ia ciptakan. Dan disamping itu mahasiswa harus lebih aktif dalam  mengeksiskan dirinya karena bantuan dari seorang dosen ataupun pementoring hanyalah sekitar 25 % saja dari keeksistensian mahasiswa.
            Lunturnya Nilai moral mahasiswa didasarkan pada kurangnya kesadaran individu serta perkembangan zaman yang meniru gaya barat sehingga hal ini sangat dominan berpengaruh terhadap kultur asli kebudayaan dan adat istiadat Indonesia sendiri. Dan penyalahgunaan ilmu yang didapat, seperti halnya digunakan untuk mengelabui orang lain termasuk orang tua, hal ini merupakan masalah sepele namun berdampak sangat signifikan karena kebiasaan buruk dan akan menjerumuskan mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa yang merusak bangsanya sendiri dengan tindakan membuat bencana kemiskinan semakin menonjol seperti KKN. Padahal jika mahasiswa tahu dan peduli akan kepentingan sosial serta kewajiban mengembangkan negara ini hal semacam itu akan sulit terjadi. Impian Indonesia mewujudkan bangsa yang takwa, intelek, serta cinta tanah air akan terpancar dari tangan mahasiswa yang bermoral normatif.
            Aplikasi menunjukan jati diri seorang mahasiswa yaitu dengan lebih update mengenai konflik yang sedang timbul di nusantara maupun dunia. Sehingga mahasiswa mampu mencari butiran solusi dari berbagai kerikil yang menimbun jalanan yang dituju. Dan kebanggaan Indonesia pada pribadi mahasiswa yang kreatif serta berpegang teguh pada nilai kebenaran yang mampu menjadikan dirinya terlibat dalam menangani persoalan yang bergelut didunia ini. Dengan demikian Indonesia tidak akan kesulitan mencari penerus yang mampu menggoncangkan nya sehingga negara lain tahu bahwa indonesia mempunyai nyali yang tangguh dan akan siap bersaing menghadapi tantangan yang akan lahir.
Akan tetapi semua itu bertolak belakang dengan target yang dituju mahasiswa saat ini, karena melihat dari realitanya kekerasan semakin marak serta ancaman moral anak bangsa semakin bejad yang ditimbulkan mahasiswa bahkan kalangan anak SMA saja sekarang sudah ternodai dengan bisingan kekerasan, maka kepalan tangan mahasiswa harus lebih mampu menopang dirinya tetap berada pada alur pendidikan moral yang sewajarnya dan patut di contoh oleh individu lain sebagai bentuk nilai kesusilaan serta cinta tanah air. Dan memulainya dari membenahi hati serta menganalisis diri sendiri..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar