Minggu, 13 Januari 2013

Nie_Cerpen

Sukses Itu Buat kita
(oleh : Anie Nurwasilah)
Mahasiswa Teknik Kimia
Dengan di saksikan embun pagi hari itu terbesit sekilas tentang kisah seorang anak udik, dibalik jendela kamar, aku menarikan bibir ini ke samping kiri dan kanan sekitar dua centimeter saja, dan terbayang tentang dia yang telah mampu membangunkanku dari keterpurukan, dengan gaya dia yang super udik membuat semua teman yang ada disekitarnya mampu memberikan senyuman dari sinar wajah mereka, wajahnya yang polos, pikirannya yang mungkin masih labil, namun dia telah menghirup udara di dunia ini sekitar dua puluh tahunan dia seakan mengubah ketegangan sesorang menjadi sbuah kesenangan.
        Hari itu merupakan hari yang akan menguras tenaga dan pikiran karena kepadatan jadwal kuliah yang membuat hal demikian. Dengan rutinitas yang dilakukan dimulai dari melangkahnya kaki menapaki trotoar kampus UII, dissinilah aku merasakan betapa indahnya hidup dengan kesempurnaan yang dimiliki, sambil menghirup udara sekitar yang sejuknya bagaikan berada di pinggiran sungai nil yang tenang dan membuat jiwa ini kembali fresh untuk memuji sang kuasa. Lima belas menit berlalu akhirnya sampai di kelas dan ternyata perkuliahan sudah di mulai sejak lima menit yang lalu.
“tok..tok..tok,, Assalamu’alaikum. Aku dengan iringan salam memohon izin untuk masuk.
“wa’alikumsalam.. yaa silahkan masuk” Alhamdulillah sang dosen memberikan izin dengan senyuman nya yang mendamaikan.
        Kebetulan di hari ini adalah mengulas mata kuliah Sistem Manufaktur Tekstil. Asiknya dengan matakuliah ini kita mampu memahami bagaimana proses yang ada bada setiap industry tekstil khususnya untuk sandang kehidupan yang tak akan mungkin terlupakan sedetik pun oleh manusia sebagai konsumen. Kemanfaatan yang timbul dari sini sangat banyak sekali. Contohnya pada proses pembuatan serat menjadi benang, proses ini merupakan proses yang penuh dengan kesabaran karena untuk dapat di gunakan atau dapat dimanfaatkan serat ini harus diubah menjadi benang terlebih dahulu, seperti halnya manusia akan jika ingin menjadi lebih unggul pada pensejajaran individu lain maka harus lebih sabar dalam mendayung proses. Dan dia tergelitik untuk mengajukan pertanyaan pada dosen itu.
“pak. Apakah serat itu mempunyai titik jenuh dalam proses tersebut?”
“ Tidak ada kejenuhan dalam serat, hanya saja serat akan terpisah dari strukturnya sendiri kemudian akan bergabung dengan struktur yang lain pada proses Drafting”.
“Kemudian kenapa saya ya pak dalam setiap melakukan tindakan selalu cepat jenuh pak dan akhirnya saya sering gagal?” sabung pertanyaan dia yang ke dua.
“Nah disitu lah nak. Bahwa ‘Bukan karena sulit kita menjadi tidak berani’ namun karena tidak berani lah kita menjadi sulit’.
Serentak mahasiswa di kelas itu menyaut “ooooo” begitu pak?”
Benar sekali. Dan ingat bahwa dalam pembuatan serat ada proses pararelling (pensejajaran) begitu pun dalam prilaku manusia, kehidupan manusia serta derajat manusia, harus disejajarkan akan tidak timbul rasa besar kepala”.
        Dan kita tahu bahwa yang membedakan semua itu hanyalah ketakwaan di hadapan Allah. Dan pada akhirnya kita tahu tentang sebuah kehidupan di situ bahwa benda pun jika ingin menjadi benda yang lebih berharga, bermanfaat dan lebih indah harus diproses sedemikian rupa, apalagi seorang manusia yang mempunyai akal, pikiran serta hati makan proses yang di jalani akan jauh lebih rumit dibandingkan hanya sekedar benda saja.
        Seiring berjalannya waktu akhirnya aku dan dia diutus untuk membuat suatu penelitian, padahal kita berdua belum mempunyai pengalaman terkait hal itu. Namun teringat dengan sebuah Proses aku dan dia akhirnya menganggukkan kepala menjawab untuk iya menerima tawaran ini. Dan tema penelitian yang muncul dari kita berdua adalah “pembuatan serat untuk baju astronot”. Dua bulan kemudian kita mampu menyelesaikan penelitian ini dan dengan segera mengajukan hasil penelitian kepada DPA kami. Tak disangka bahwa penelitian yang kami lakukan selama kurang lebih dua bulan itu ternyata gagal, karena banyak kekurangan dalam data yang diperoleh. Disitulah kami berdua merasakan putus asa. Maka bergegas segera kamu melampiaskan kegagalan itu dengan pergi ketempat yang bias meluap kan segala kesal kita, seiring berjalan waktu disitu aku berinisiatif untuk mengantarkan tubuh ini ke pantai dan di sana aku berteriak dengan aungan suara yang jauh nan lantang. Sedangkan dia hanya termenung di kamar kosnya menerima kegagalan hasil jerih payah kami. Sepulang dari pantai ada suatu hal yang terjadi padaku, saat itu aku melihat seorang yang sedang belajar membaca Al-qur’an di sebuah masjid dan dia tidak memiliki guru pengajarnya, tetapi usahanya untuk mampu melantunkan ayat suci Allah dengan baik dan benar sangat lah kuat dan hingga ia menangis membacanya. Dari situ aku berpikir bahwa dengan kesungguhan maka tak aka nada yang tak mungkin. Semua impian kita akan terwujud asalkan dengan benar-benar ikhlas dan bersabar.
        Siang itu dia dan aku kembali bertemu dan dia menceritakan perasaannya saat dua hari ini dia terdiam diri di kamar kosnya. Dia merasakan bahwa hidup ini tidak akan indah jika kita tidak mencari apa sebenarnya keindahan itu. Sesaat dia akan pergi kuliah melihat baju yang akan dikenakannya dikenai tinta hitam, sedangkan baju itu kameja biru muda sehingga ketika orang melihatnya akan terasa tenang dan kalem. Namun kemeja itu ternyata tidak membuat orang yang melihatnya tenang lagi apalagi dia yang memakainya karena terkotori oleh tinta hitam tadi. Dan dia menggambarkan itu kemeja adalah dirinya sehingga jika kesalahan ada pada dirinya ia akan di benci orang bahkan membuat orang lain kecewa, jika tidak ingin seperti itu dia harus menjaga dirinya agar orang lain tetap peduli dan menunggu keberhasilan serta kedamaian adanya diri ini. Sejauh itu dia berpikir dan mengambil kesimpulan bahwa kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda saja makan tidak akan membuat dirinya langsung rapuh untuk tidak akan pernah bangkit kembali.
        Dan ketika itu kita sepakat untuk mengikuti Lomba Karya Ilmiah regional, dan alhmadulillah dengan menjadikan pengalaman yang kemarin sebagai guru terbaik kita akhirnya keberhasilan menggenggam piala regional kita dapatkan dengan nominasi juara I terbaik. Disitu kita berdua bangga dan berjanji untuk terus bangkit meskipun harus sakit terlebih dahulu.
        Dan dengan kerja keras itu teman-teman di kampus mengucapkan selamat kepada kita serta dosen yang memberikan apresiasi nya berupa dua buah buku membangun manusia yang inovatif. Kita sekarang mampu tersenyum bangga dan  tertawa terbahak-bahak. Kembali eksis seperti sedia kala.
        ‘Hai orang gilaaaaaaaa”kenapa kamu senyum-senyum sendiri..?”teman sekamarku membangunkan ku dari lamunan ku.
“astaghfirullahaladziiiiim , barusan aku membayangkan kenangan terindah ku kawan,aku berusaha menjawab.
Serentak kita berdua tertawa atas ulah ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar